Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.[2] Batangnya ini bertipe batang semu. Daunnya
tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya
runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah:
25-50 cm × 7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya
majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di
ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di
atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya
berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih
kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua.[1] Umbinya
berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya,
ada yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang
dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya.[2]
Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas,
ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda
yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia
2,5-4 bulan.[1]
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari
bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten 1973) dan Yunani “Zingiberi”
(Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe
mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina)
yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Janson 1981).
Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger.
Nama ginger berasal dari bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris
lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek): zingiberis
(ζιγγίβερις). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil
inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi
akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama
daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo),
pege (Toba), sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau),
page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe
(Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi, jahe
dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito
(Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace
(Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima), alia
(Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan
sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut
hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil
(Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian
(Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur).
Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan
penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya
bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan
di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador
dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia. Dalam sistematika
tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom
Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi:
Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas:
Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo:
Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill.
Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database
2004). Sinonim nama jahe adalah : Amomum angustifolium Salisb., dan
Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang
termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah
tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur
bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar
genus Zingiber (Lawrence 1951: Purseglove 1972). Di Asia Tenggara
ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari
India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe
belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve
1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di
Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat
keragaman jahe (Ravindran et al. 2005). Jahe memiliki jumlah kromosom
2n=2x=22, namun beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid
(Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007)
melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom
sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe
terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi
pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki
jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32
kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe
memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya
kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar
Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007)
mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat
aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n=
22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar
jahe putih kecil (emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom
2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z.
officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010)
menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B.
Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber,
selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga
membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi.
Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid
(2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82
μm. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir
45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda
(Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan
suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini
juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu
ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya
fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada
jahe jarang terjadi.
https://id.wikipedia.org
Home
»
»Unlabelled
» Jahe & Laos
Jahe & Laos
03.36
0 komentar:
Posting Komentar